Coment please and give some feedback, don't be silent reader! If you like this blog, just FOLLOW THIS BLOG!

Tags

.gif (1) 2PM (6) Ariana Grande (1) Avenged Sevenfold (1) B.A.P (3) B1A4 (1) BEAST (1) Biology World (1) Changcubril (5) Chunji (1) Cody Simpson (1) Dream High Season 2 (19) English Sub (17) EXO (3) Fact (9) Friend (5) Greyson Chance (2) JJ PROJECT (2) Joke (7) Just Dreaming (2) Justin Drew Bieber (23) K-Drama (18) K-POP (38) Khuntoria (2) Lady Gaga (3) Layout Plurk (1) Lyric (18) Minho (1) mp3 (3) Music Bank (1) My Family (2) My Idol (78) My Live (27) Myungsoo (1) News (24) Nichkhun (2) Photograph (1) Picture (26) Profil (2) Quotes (1) Selena Gomez (2) SHINee (1) Siwon (1) Suho (1) Super Junior (16) Taecyeon (1) Teen (27) U-KISS (1) Video (17) WGM (1) YoonA (2)

Minggu, 16 Oktober 2011

JD ONE SHOOT "FRIEND OF MINE" by Kurnia Junita Sari Risal

JD ONE SHOOT "FRIEND OF MINE"  by Kurnia Junita Sari Risal

Senandung hati ku tak pernah mengatakan ‘sayang’ untukmu. Itu karena aku begitu sulit untuk memahami dirimu. Bila kau tau disini aku selalu berharap kau bisa mengerti aku...

I've known you for so long
You are a friend of mine
But is this all we'd ever be?
I've loved you ever since
You are a friend of mine
But babe, is this all we ever could be?

Kupetik senar demi senar gitar yang ada di dekapanku, kutumpahkan segala gundah hatiku, gunda hati yang selalu menusuk dada ini...

You tell me things I've never known
I've shown you love you've never shown
But then again, when you cry
I'm always at your side

You tell me 'bout the love you've had
I listen very eagerly
But deep inside you'll never see
This feeling of emptiness
It makes me feel sad
But then again I'm glad

I've known you all my life
You are a friend of mine
I know this is how it's gonna be
I've loved you then and I love you still
You're a friend of mine
Now, I know friends are all we ever could be

You tell me things I've never known
I've shown you love you've never shown
But then again, when you cry
I'm always at your side
You tell me 'bout the love you've had
and I listen very eagerly
But deep inside you'll never see
This feeling of emptiness
It makes me feel sad

But then again
Then again
Then again I'm glad

Friend Of Mine, itu adalah judul lagu yang baru saja kuciptakan. Lagu yang menjadi gambaran hatiku saat ini, lagu yang kubuat sesuai dengan kenyataan yang ada... Kenyataan yang sangat menyakitkanku, kenyataan yang pahit, kenyataan bahwa dia hanya seorang teman dan akan tetap menjadi teman selamanya...



Cinta tak berujung, bisa dibilang seperti itu kisahku...
Tidak ada yang tahu kapan cinta itu datang dan mengapa dia harus pergi tanpa pesan, tak ada pintu untuk masuk dan keluar, semuanya mengalir seperti air yang tak pernah berhenti. Cemburu, senang, sedih, sakit hanyalah permainan hati yang aku perankan yang selalu aku atas namakan cinta. Tidak ada alasanku terpuruk karena cinta walau airmata harus mengalir, karena cinta akan selalu memberikan kekuatan kepada setiap hati yang lemah untuk bangkit menatap masa depan yang lebih baik. Cinta akan selalu mencairkan kebekuan hati karena dendam, dan terus mengalir dalam pembuluh darah yang tak berujung...

Seketika, darah segar mengalir deras dari hidungku, ini bukan pertama kalinya tapi untuk kesekian kalinya, aku hanya dapat mendesah "KAPAN SEMUA INI AKAN BERAKHIR?" Pikirku. Aku tidak mau menjadi seorang gadis yang lemah. Kuusap darah yang mengalir dari hidungku, berharap tidak ada yang melihat kejadian ini.

***

Dear Diary...

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menafsir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang. Aku tidak bisa melupakan dia, dia sudah terlalu lama di hati ini. Tapi aku terlalu pengecut untuk mengungkapkan semu. Karna aku tidak pantas disampingnya... 3

***
Aku gadis kecil nan malang, gadis yatim piatu yang di dalam hidupnya tidak pernah ada kebahagiaan. Aku Emily Russel, gadis yang sejak 3 tahun lalu diasuh dalam keluarga Gomez. Selena Gomez sudah kuanggap seperti kakak kandungku sendiri, dia sangat manis dan baik kepadaku akan tetapi aku tidak tahu diri, terkadang aku merasa iri kepadanya karena dia memiliki segalanya. Ayah, Ibu dan orang-orang yang menyayanginya. Sedangkan aku? Apa yang aku punya? Hanya kesengsaraan yang ada di dalam hidupku.

***
Air mata ini akan selalu mengalir untukmu yang kucinta. Melihatmu bahagia sudah cukup bagiku, walaupun perasaan ini tidak rela melihatmu dengannya.

"Emily, aku berhasil, aku mendapatkannya dan semua ini berkatmu. Aku menyayangimu sahabatku!" Ucap seseorang yang sangat kucinta, dia memelukku erat aku tidak bisa menahan air mata ini, ait mata ini sudah tak bisa kubendung lagi, akhirnya dia mendapatkan yang dia mau.

"Ya, aku tahu kau bisa melakukan ini. Selamat untukmu dan untuk Selena. Doaku menyertaimu" dustaku menjadi-jadi, that should me! Harusnya aku yang kau cinta "Justin, aku... Aku mencintaimu..." Ucapku dalam pelukannya yang hangat

"Aku juga mencintaimu Emily, kau sahabat terbaik yang pernah aku miliki..."

***
Dear Diary

Hanya engkau yang tahu semuanya, semua tentangnya... Tentangnya yang kucinta, senyumnya, tawa dan candanya takkan pernah kulupakan sekalipun aku tidak bisa melihat semua itu lagi. Justin, semoga kau bahagia bersama Selena... 3 :') doaku menyertai kalian.

***
Tak mungkin bisa ku taklukkan megahnya malam.
Dari dahulu pagi akan berakhir dengan malam.
Tak mungkin ku pungkiri hasrat di jiwa ku.
Bahwasannya aku lagi menghampa.
Setelah berjuta asa ku padamkan.
Dengan rintik-rintik hujan malam ini...

Kugerakkan tanganku untuk menulis sebuah lagu, lagu yang menggambarkan perasaanku, perasaanku yang sedang kalut bagaikan dilanda awan hitam. Dengan tetesan air mata bercampur rintikan air hujan, tak kuurungkan niatku untuk menulis lagu saat ini.

I see you, beside me
It’s only a dream
A vision of what used to be
The laughter, the sorrow
Pictures in time
Fading to memories
How could I ever let you go

I tried to run from your side
But each place I hide
It only reminds me of you
When I turn out all the lights
Even the night
It only reminds me of you

Tanganku bergetar hebat saat menuliskan beberapa syair dari laguku, aku tidak peduli dengan rintikan hujan yang membasahi tubuhku, dada ini sudah terlalu sesak menahan semuanya...

I needed my freedom
That’s what I’ve thought
But I was a fool to believe
My heart lied while you cried
Rivers of tears
But I was too blind to see

Everything we’ve been through before
Now it means so much more

Only you…

So come back to me
I’m down on my knees
Boy can’t you see…

How could I ever let you go
Is it too late to let you know

You, You,
It only reminds me of you

Only Reminds me of You, itu judul lagu yang baru saja kuciptakan dibawah rintikan hujan malam ini. Taman komplek menjadi tempat favoritku untuk menuangkan isi hatiku.
Aku, aku memang terlalu bodoh membiarkan Justin menyukai Selena. Aku sendiri yang menjodohkan mereka, karna yang kutahu mereka saling menyukai dan cintaku kepada Justin bertepuk sebelah tangan. Tentu saja Justin lebih menyukai Selena dan hanya menganggapku sebagai sahabatnya. Selena gadis yang sangat baik dan menawan.

Seketika, aku tidak merasakan rintikan hujan membasahi tubuh kecilku lagi, apa hujannya sudah berhenti? Aku mendongakkan kepalaku ke atas, dan aku melihat ada sebuah payung yang melindungiku.

"Hey, maaf aku lancang. Sejak tadi aku memperhatikanmu dari kejauhan, aku juga mendengar kau menyanyi dan suaramu itu sangat bagus. Dan-" ucap seorang pria yang membawa payung, aku belum pernah melihatnya di sekitar komplek

"Maaf, aku harus pergi." Ucapku tidak sopan memotong kata-katanya dan segera membereskan barang-barangku dari bangku taman

"Aku, Luke... Luke Benward dan aku aku baru pindah tadi pagi, dan kalau boleh tahu kau siapa?" Ucapnya menahanku saat aku hendak melangkah

"Aku, Emily dan senang bertemu denganmu Tuan Benward, maaf aku harus segera pergi." Ucapku terburu-buru
Sebenarnya aku tidak bermaksud mengindarinya, tapi pasti Mrs. Gomez akan mencariku, dia sudah seperti Ibu kandungku, tapi aku tidak memanggilnya dengan sebutan "MOM"

"Kau terlihat sangat terburu-buru, tapi kita bisa bertemu lain kali disini? Bagaimana dengan besok? Aku belum mendapatkan teman disini dan mungkin kau bisa menjadi temanku" ucapnya dengan wajah yang berseri-seri

"Tentu Luke. Kalau begitu aku duluan, besok sore kita bertemu lagi." Ucapku dengan senyumanku

"Baiklah, bye Emily"

***
Dear Diary

Aku tidak tahu sejak kapan, darimana dan apa yang aku sukai darimu. Tapi aku tahu, di dekatmu, aku jadi menyukai diriku apa adanya. Selama dia bahagia aku juga bahagia... Aku akan berkata kepadanya jika aku turut bahagia dengan hubungannya sekarang, walaupun hatiku tidak.

***
Luke, sepertinya dia orang yang baik walaupun sedikit agresif kelihatannya. Aku akan berusaha menjadi temannya seperti dulu aku berteman dengan Justin. Pertemuan yang tidak lazim, aku dan dia bertemu pada saat kedua orang tuanya mendatangi panti asuhanku, sebenarnya panti asuhan itu milik keluarga Justin. Aku masih 10 tahun saat itu dan kami sangat akrab, hingga aku berusia 16 tahun sekarang kami masih bersahabat dan aku menyukainya sejak saat itu sampai akhirnya aku diadopsi oleh keluarga Gomez dan Justin sering main ke kediaman keluarga Gomez untuk mengunjungiku dan akhirnya jatuh cinta kepada Selena.
Harusnya aku tahu diri untuk tidak menyukai Justin karna dia tidak mungkin melihatku lebih dari seorang sahabat, dan Selena dia terlalu menawan.
Dan diri ini tidak pantas bersama Justin, aku hanya yatim piatu yang menjadi benalu di keluarga Gomez, aku menyesal mengapa aku ini di lahirkan? Dan lebih parahnya lagi ternyata Ibuku adalah seorang wanita penghibur dan aku tidak tahu siapa Ayahku, dulu aku sering di hina dan Justin yang selalu membelaku di depan teman-temanku, itulah sebab mengapa aku menyukainya dan menyayanginya lebih dari seorang sahabat. Hati ini sangat sakit mendengar Justin telah resmi memiliki hubungan yang lebih serius dengan Selena dan tampaknya keinginanku menjadi sosok yang lebih dari shabat di mata Justin hanyalah mimpi belaka.
Yang terbaik dan terindah dalam hidup ini tak bisa dilihat maupun diraba, tetapi harus dirasakan dengan hati.
Justin, aku turut bahagia untukmu dan Selena...

***
Mataku terpaku, dadaku sesak, mataku memanas pemandangan apa yang sedang aku lihat? Justin dan Selena sedang berciuman mesra tepat di depan mataku. Aku menyaksikannya dengan mata kepalaku, untung saja Mr. Gomez dan Mrs. Gomez tidak sedang di rumah. Kupegangi dadaku melewati mereka, sepertinya mereka menyadari keberadaanku sehingga mereka saling melepaskan bibir mereka.
Aku tetap melewati mereka tanpa menoleh sedikitpun, aku takut mereka melihat mataku yang sudah memerah.

"Emily, kau mau kemana? Ke taman lagi?" Selena mendekatiku dan membalikkan tubuhku, aku hanya menunduk dan Justinpun menghampiri kami

"Iya, aku mau ke taman. aku akan bertemu dengan seorang temanku dan sepertinya dia sudah menungguku jadi lanjutkan acara kalian" ucapku dengan nada yang pura-pura bahagia. Aku memang pintar menyembunyikan perasaanku sendiri

"Emily, kau sudah memiliki teman baru? Akhirnya kau bisa mendapatkan teman baru. Berarti kau akan melupakanku!" Ucap Justin dengan nada sedih yang dibuat-buat dan nadanya itu sangat meremehkanku. Kudengar Selena hanya tertawa kecil. Apa dia pikir ini lucu? Ini lelucon?
Bukannya dia yang sudah melupakanku? Jarang menghubungiku? Bicara apa dia? Emosiku pun mulai berkobar, hatiku serasa panas.

"Kau pikir aku tidak bisa mendapatkan teman selain dirimu Justin? Hah?" Ucapku menatapnya tajam, aku yakin mataku sudah memerah dan akan segera mengeluarkan air mata, Justin menatapku dengan tatapan tidak percaya jika aku akan marah seperti ini. Sebenarnya aku juga tidak tahu aku marah karna melihat mereka berciuman atau karna perkataan Justin tadi. Emily, tahan emosimu.

"Emily, aku-" Justin berusaha menggenggam tanganku dan kuhempaskan pelan

"Maafkan aku, aku pergi!" Ucapku datar meninggalkan 2 sejoli yang sedang di mabuk cinta itu

***
Cinta memang tidak bisa dipaksakan, Justin tidak mungkin mencintaiku lebih dari seorang sahabat.

This could have been just another day
But instead we’re standing here
No need for words, it’s all been said
In the way you hold me near
I was alone on this journey
You came along to comfort me
Everything I want in life is right here

Kupetik gitarku, menyanyikan lagu kesukaanku "No Ordinary Love" seraya menunggu Luke.

Tess... Tess...
Darah segar lagi-lagi keluar dari hidungku, aku lelah, aku ingin mengakhiri semua ini... Kubiarkan darah itu mengalir membasahi bajuku, tak sadar kuteteskan air mataku, aku lelah dengan semua ini... Mom, aku merindukanmu... Aku ingin memelukmu sekarang..

** Luke Benward POV **
Mudah-mudahan ini bukan keajaiban. Karena, keajaiban biasanya tidak bertahan lama. Keajaiban bertemu gadis cantik dengan suara emas, aku sangat menyukai suaranya itu, suaranya menggetarkan hatiku...

Ku pegang lembut bahunya dari belakang, kenapa dia tidak melanjutkan lagu yang dinyanyikan itu? Suaranya itu sangat indah.

"Emily" ucapku lembut, dia tidak bergeming
Aku mendengar dia seperti sedang menangis, apa yang dia tangisi?

Mataku membelalak saat kulihat darah bertumpahan di baju yang sedang dia gunakan, dia mimisan? Tapi ini bukan mimisan biasa fikirku.

Dia menatapku dengan tatapan lemah, matanya mengeluarkan banyak sekali air mata, kenapa dia? Kenapa hatiku sakit melihatnya menangis seperti ini?

Kuambil sapu tangan yang ada di sakuku dan mengusap darah segar yang keluar dari hidungnya.

"Emily, kau baik-baik saja? Kenapa hidungmu mengeluarkan darah begitu banyak dan mengapa kau menangis?" Tanyaku seusai mengusap darah dari hidungnya "maafkan aku membuatmu menunggu lama, aku harus-" perkataanku kuhentikan karena dengan tiba-tiba dia memelukku dan menangis sesegukan dipelukanku, aku merasakan air matanya membasahi bajuku tapi aku menghiraukan itu, kuusap lembut rambutnya, hatiku juga ikut merasakan duka yang dia rasakan, walaupun baru bertemu kemaren, aku seperti sudah lama mengenalnya.

"Ceritakan padaku masalahmu, aku akan menjadi pendengar tebaik yang kau punya. Walaupun kita baru bertemu, kau cukup mempercayaiku." Ucapku tenang berusaha menenangkannya

** Justin Drew Bieber POV **
Tuhan memang punya cara tersendiri untuk membuat umatnya bahagia. Aku bahagia bisa memiliki orang yang sangat kusayangi dan kucintai, Selena. Hari-hariku penuh kebahagian bersamanya. Tapi sesuatu mengganjal hatiku, dia adalah Emily Russel sahabatku sejak kecil yang mempertemukanku dengan Selena. Ada yang tidak beres dengannya, dia semakin menjauh dariku, begitu perasaanku. Aku nyaman bersamanya, dan bisa menjadi diriku sendiri ketika aku sedang bersamanya, berbeda ketika aku bersama Selena aku harus menjadi orang lain ketika bersamanya, tapi inilah perasaanku, aku menyukainya.

Mataku serasa memanas melihat gadis yang sudah kukenal sejak kecil, dia sedang bersama seorang pria di bangku taman, mereka sedang berpelukan mesra, mataku menerowong jauh kesana. Emily MENANGIS di pelukan pria itu??? Kenapa aku merasa ada kejengkelan di dalam hatiku? Apa aku takut jika pria itu merebut Emily, sahabatku?

Lamunanku terhentikan saat kekasihku memanggilku. Emily, aku masih melihatnya, mereka masih berpelukan. Kupegangi dada ini, detaknya tidak karuan, darah mengalir begitu cepat, udara sejuk musim semi seperti berubah menjadi sangat panas.

** Author POV **
Cinta kadang muncul begitu saja. Kita tidak tahu dengan siapa, kapan, dan dimana kita akan jatuh cinta. Cinta bagaikan cerita indah namun tiada arti.
Cinta itu seperti crayon, warnailah hidup mu dengan sesukamu dengan cinta, hitam putih pun adalah warna cinta yang indah yang klasik namun abadi. Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

***
Emily masih memeluk Luke dengan erat, dia menangis sesegukan, air matanya membasahi baju Luke, tak sedikit pula darah yang masih menetas dari hidungnya tertumpah di baju Luke. Luke dengan sabar mengusap lembuat rambut gadis yang sedang berada dalam pelukannya itu. Dia turut terlarut dalam kesedihan gadis manis itu.

"Maafkan aku! Aku sudah menyusahkanmu, membuat bajumu kotor" ucap Emily seraya melepaskan pelukannya

"Aku tidak mempermasalahkan itu, ceritakan saja semua masalahmu padaku, aku akan menjadi pendengar setiamu. Percayalah padaku, dan mulai sekarang marilah kita menjadi sahabat." Ucap Luke merengkuh wajah Emily seraya menghapus air mata yang terlalu berharga yang keluar dari mata inda Emily

"Aku tidak ingin merepotkanmu, dan membawamu masuk dalam kesengsaraan hidupku. Cukup menjadi temanku mungkin sudah membuatmu sengsara." Ucap Emily dengan nada terisak

"Percayalah padaku. Aku hanya membutuhkan itu." "Kau sakit? Kau sedang sakit parah bukan? Aku mohon jujur kepadaku, apa kau mengidap penyakit kanker darah? Katakan saja!" Ucap luke memaksa

"Darimana kau bisa tahu Luke? Hanya kau yang mengetahui ini. Dan kumohon hanya kau yang akan tahu hal ini."

"Adikku juga pernah menderita penyakit sial ini sampai akhirnya Tuhan memanggilnya"

***
Love grows where trust is laid & love dies where trust is betrayed.
Sejuta harapan akan terucap saat malam gelap bertabur bintang. Sejuta cinta akan tercurah saat hati gelap bertabur sayang.
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

** Selena Marie Gomez POV **
Cinta tidak dapat dipaksakan
Cinta tidak dapat dibujuk dan digoda
Tidak pernah ada perasaan cinta itu, yang ada hanyalah perasaan ingin memiliki.

Apa yang kutemukan? Diary Emily yang penuh dengan nama Justin, Emily menyukai Justin? Mengapa dia seperti ini? Aku tidak akan membiarkan Justin jatuh ketangannya, Justin hanya menyukaiku, dan selamanya akan begitu.

"Selena, apa yang kau lakukan di kamarku?" Aku terkaget saat Emily datang dengan tiba-tiba

"Apa maksudmu dengan semua ini? Kau menyukai Justin?" Ucapku menunjukkan Diary miliknya dan dia berusaha merebut dariku

"Kembalikan kataku! Kau tidak bisa seperti ini memasuki kamarku dan membongkarnya begitu saja!" Ucapnya ketus

"Kau menyukai Justin? Sebaiknya jauhkan khayalanmu itu, Justin tidak akan melirikmu! Dan aku sangat merasa tidak enak denganmu, aku sudah menganggapmu sebagai adikku, tapi sekarang aku seperti merebut LOLLIPOP dari seorang bayi! Kuperingatkan jauhkan khayalanmu itu! Kau tidak pantas berkhayal setinggi itu!" Ucapku dan berlalu

** Emily Russel POV **

Hari demi hari berlalu... Luke selalu menemaniku akhir-akhir ini, yang kutahu Justin sedang mengadakan Tour diberbagai negara. Aku merindukannya, sangat merindukannya, Selena sekarang menganggapku sebagai musuh kecilnya. Tapi aku tidak pernah menganggapnya sebagai musuhku, nyatanya aku menyayanginya sebagai kakakku.
Penyakitku semakin menyebar di seluruh tubuhku, bahkan aku sudah hampir seperti mayat hidup, aku tidak bisa terlalu kecapaian, darah segar akan terus mengalir dari hidungku, aku sering tidak sadarkan diri, dan Luke dengan setia berada disampingku, dia telah mengetahui semuanya. Tentang penyakitku, Justin, Ibuku semua tentangku. Dia menjadi sahabat terbaikku sekarang. Dia selalu mensupportku, dia memperhatikanku.

***

Berjuta Bintang di langit.
Redup diam tak bersorak.
Tiada cahaya menentramkan hati.
Kesedihan membongkar hati ini.
Suara tangis perlahan mengisi keheningan ini.
Wahai Rembulan,dengarkanlah…
Hanya engkau yang tertinggal disana...
Hidupku semakin sengsara...

This could have been just another day
But instead we’re standing here
No need for words, it’s all been said
In the way you hold me near
I was alone on this journey
You came along to comfort me
Everything I want in life is right here

‘Cause this is not your ordinary
No ordinary love
I was not prepared enough
To fall so deep in love
This is not your ordinary
No ordinary love
You were the first to touch my heart
Made everything right again
With your extraordinary love

I get so weak
When you look at me
I get lost inside your eyes
Sometimes the magic is hard to believe
But you’re here before my weary eyes
You brought joy to my world
Set me so free
I want you to understand
You are every breath that I breathe

This is not your ordinary
No ordinary love
I was not prepared enough
To fall so deep in love
This is not your ordinary
No ordinary love
You were the first to touch my heart
Made everything right again
With your extraordinary love

From the very first time that we kissed
I knew that I just couldn’t let you go at all
From this day on, remember this:
That you’re the only one that I adore
Can’t we make this last forever
This can’t be a dream
‘Cause it feels so good to me

This is not your ordinary
No ordinary love
I was not prepared enough
To fall so deep in love
This is not your ordinary
No ordinary love
You were the first to touch my heart
Made everything right again
With your extraordinary love

"Suaramu tidak pernah berubah, bahkan semakin indah, Emily, aku merindukanmu"

Suara yang familiar ditelingaku, suara yang kurindukan, suara yang membuat darahku mengalir dengan cepat.

"Aku merindukanmu Emily, aku terus memikirkanmu akhir-akhir ini, dan aku ingin memperbaiki hubungan persahabatan kita yang sudah merenggang." Ucap Justin panjang lebar dan duduk di sampingku. Aku hanya dia tidak bergeming.

"Kumohon, jauhi Luke, aku cemburu melihatmu begitu dekat dengannya, aku takut kau akan melupakanku dan meninggalkanku." Ucapnya merengkuh wajahku yang pucat ini.

Justin, sudah pasti sedikit lagi aku akan meninggalkanmu, meninggalkan kenangan masa kecil kita, meninggalkan cinta yang tidak akan pernah kau ketahui.

"Justin, aku tidak akan melupakanmu, kau sahabatku yang sangat kusayangi, soal meninggalkanmu aku tidak janji. Jika aku meninggalkanmu suatu saat nanti berjanjilah kau akan mengenangku dan mengenang semua masa kecil kita." Ucapku menatap matanya dengan sayu

"Kau ini bicara apa? Kau tidak bisa meninggalkanku. Aku menyayangimu Emily."
Ucapnya merengkuh wajahku dan mendekatkan wajahnya kepadaku, kututup rapat mataku.

Tess... Tess...
Lagi-lagi darah segar mengalir dari hidungku.
"Hidungmu mengeluarkan darah? Kau baik-baik saja Emily? Wajahmu pucat, apa kau baik-baik saja? Jawab aku!" Ucap Justin menggoyangkan tubuhku

"Aku baik-baik saja, hanya kecapaian. Kalau begitu antar aku ke kamarku untuk istirahat." Ucapku datar

***
** Luke Benward POV **

"Emily, bagaimana keadaanmu? Bukankah sudah kubilang untuk memeriksakan penyakitmu itu? Kau itu terlalu melawan!" Keluhku

Aku sedang bersamanya di taman favorit kami, hanya aku dan dia. Kini aku menyadari aku benar-benar menyayanginya, aku mencintainya. Kepribadian dan sikapnya yang membuatku mencintainya. Parasnya yang cantik dan lembut meluluhkan hatiku.

"Luke, aku ingin mengakhiri semua ini. Ini terlalu sakit, penyakit ini sepertinya sudah benar-benar menyebar dan aku siap jika aku dipanggil oleh Tuha sekarang. Aku sudah merelakan semuanya, Justin selamanya akan menjadi sahabatku, tidak akan pernah berubah."

Gadisku meneteskan airmatanya, lagi-lagi darah mengalir dari hidungnya, aku benci ini! Ini membuatnya semakin lemah, andaikan aku bisa menggantikannya, aku akan menggantikannya merasakan sakitnya itu. Dia seperti sudah meyerah dengan semua ini, matanya selalu mengeluarkan air mata yang menurutku itu sangat berharga. Dia terlalu berharga bagiku.

"Aku tidak suka kalau kau yang menangis. Tangisanmu membuatku merasa tidak berdaya karena tidak bisa melindungimu." Ucapku mendekapnya, membiarkan darahnya menyatuh di kemejaku, memberikan kehangatan baginya.

"Aku menyayangimu Emily, tetaplah disisiku. Aku mencintaimu. Lupakan Justin lihatlah aku. Aku yang akan selalu ada di sampingmu. Kumohon lihat aku!" Ucapku menatapnya lembut lalu dia mengecup lembut bibirku, bibirnya terasa sangat dingin.

"Luke, berjanjilah jangan lupakan aku jika aku telah tiada."

"Kau tidak bisa berkata seperti itu!"

"Luke, aku terlalu lemah untuk melajutkan semuanya, aku menyerah. Dan aku juga mencintaimu. Terima kasih telah menjadi rumah yang sangat nyaman bagiku."

Kudekap tubuhnya dan menangis dalam pelukanku.

** Author POV **

Waktu yang kini menjawab cerita cinta.
Semua berlalu dan pergi dari sangkarnya.
Kesalahan itu tak dapat mengusir pergi kebenaran.
Pantasnya hukuman itu menyiksa diri ini.
Cinta, bila ada keabadian di hati mu…
Maka abadikan lah cinta ku.
Bersama waktu yang terus berjalan.

Emily meraup Diarynya dan mulai menuliskan perasaannya

Dear diary
Luke, Justin sangat berharga bagiku, mereka adalah satu-satunya alasan untukku hidup. Aku mencintai mereka berdua. Aku rasa waktuku tinggal sedikit lagi, aku tidak kuat lagi. Aku ingin mengakhiri ini sekarang juga...
Justin, aku mencintaimu, Luke kau sangat berharga bagiku. Tetaplah dihatiku..

Darah menetes deras di atas diary Emily, kepalanya serasa dipukul martilu yang sangat besar, pandangannya gelap. Air mata menetes.

Ponselnya berbunyi tanda SMS, Justin menyuruhnya untuk ke taman komplek sekarang juga. Dengan berusaha keras dia melangkah, ini terkhir kalinya bertemu Justin begitu pikirnya.

** Justin Drew Bieber POV **
Aku ingin mendampingimu, memilikimu. Tapi aku tak akan melakukannya kalau dengan demikian kau tidak bahagia. Kini aku menyadari semuanya, Emily yang terbaik, Emily yang selama ini di hatiku.
Kulihat dan kusambut kedatangan gadisku, wajahnya pucat.

"Emily, hubunganku dan Selena sudah berakhir, aku berfikir jika aku tidak benar-benar menyukainya, aku menyukai gadis lain, gadis yang selalu ada di dekatku dan kini baru aku menyadarinya ketika dia sudah menjauh dariku."

"Kejarlah gadismu itu."

"Bantu aku, bisakah aku berlatih menyatakan perasaanku itu kepadamu? Aku akan menganggapmu adalah dia." Ucapku tenang

"Baiklah."

"Aku mencintaimu, aku menyayangimu. Jadilah kekasihku" ucapku mengambil tangan Emily dan menaruhnya di dadaku

"Aku juga mencintaimu. Dan aku mau menjadi kekasihmu." Ucapnya tersenyum lemah, apa dia sedang sakit? "Justin, sudah bukan? Sekarang nyatakanlah perasaanmu itu kepada gadismu itu!" Lanjutnya

"Aku baru saja menyatakan itu." Ucapku

"Apa? Maksudmu itu apa?"

"Kau, kau gadis itu Emily, aku ingin mendampingimu, memilikimu. Tapi aku tak akan melakukannya kalau dengan demikian kau tidak bahagia."

"Aku bahagia mendengar itu Justin. Itu yang kuharapkan selama ini. Aku juga mencintaimu, tapi rasanya tidak mungkin semua sudah terlambat."

"Apa maksudmu? Apa kau sudah bersama Luke?"

"tidak, bukan itu. Kau harus tahu, jika aku bisa melihat matahari terbit esok hari saja itu sebuah keajaiban bagiku. Dan ingat pesanku, jangan lupakan aku tetaplah aku yang ada di hatimu, jaga Selena. Aku mencintaimu!"
Ucapnya dan mencium bibirku lembut.

Apa maksudnya? Aku tidak mengerti. Kenapa dia??? Apa dia menerimaku?

I've known you for so long
You are a friend of mine
But is this all we'd ever be?
I've loved you ever since
You are a friend of mine
But babe, is this all we ever could be?


You tell me things I've never known
I've shown you love you've never shown
But then again, when you cry
I'm always at your side

You tell me 'bout the love you've had
I listen very eagerly
But deep inside you'll never see
This feeling of emptiness
It makes me feel sad
But then again I'm glad

I've known you all my life
You are a friend of mine
I know this is how it's gonna be
I've loved you then and I love you still
You're a friend of mine
Now, I know friends are all we ever could be

You tell me things I've never known
I've shown you love you've never shown
But then again, when you cry
I'm always at your side
You tell me 'bout the love you've had
and I listen very eagerly
But deep inside you'll never see
This feeling of emptiness
It makes me feel sad

But then again
Then again
Then again I'm glad

Kudengar suara emas keluar dari mulutnya. Aku bersamanya dibawah sunset, kupeluk tubuhnya dari belakang dan mengecup kepalanya, tubuhnya semakin kecil dan badannya sangat dingin, aku merasakan sesuatu menetes ditanganku. DARAH??? Dari mana asalnya?
Kubalikkan tubuh Emily yang sepertinya sangat kaku, mataku terbelalak melihatnya menutup mata, wajahnya sangat pucat dan hidungnya mengeluarkan darah yang sangat banyak. Wajahnya tersenyum lemah, nafasnya sudah tiada, kudekap tubuhnya erat, air mataku tidak dapat terbendung lagi.

***
Tak akan mungkin mengharapkan mu kembali…
Tak akan mungkin kenangan dapat berubah menjadi bunga kenanga…
Tak bisa waktu berputar kembali lagi…
Tak bisa cinta berubah menjadi benci…
Biarkan cinta yang berkata-kata di balik raungan pekat malam ku…

REST IN PLACE

EMILY RUSSEL

March 12th 1995 - August 26th 2011

Kurelakan kepergianmu, itu yang terbaik untukmu, daripada kau harus merasakan kesakitan yang sangat. Melihat senyuman terakhirmu sudah membuatku bahagia, kutahu kau akan tenang disana dan aku akan selalu mengenangmu, pegang janjiku kau akan tetap di hatiku, diary ini akan selalu kusimpan, diary milikmu akan ku rawat, tenanglah di sana tunggu aku sampai aku berada di dunia yang sama denganmu. Aku mencintaimu...

** Author POV **
Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran
Kita tak pernah mengerti apa arti kesedihan sampai kita ditinggalkan orang yang kita cintai...
Waktu yang kini menjawab cerita cinta.
Semua berlalu dan pergi dari sangkarnya.
Kesalahan itu tak dapat mengusir pergi kebenaran.
Pantasnya hukuman itu menyiksa diri ini.
Cinta, bila ada keabadian di hati mu…
Maka abadikan lah cinta ku.
Bersama waktu yang terus berjalan...




THE END


Penggemar Just Dreaming, Kurnia Junita Sari Risal

1 komentar:

  1. Aaaa terharu :') seru bgt ceritanya.
    Saya sarankan jika ini lebih panjang lagi buatlah sebuah novel :)

    BalasHapus